powered by
Live Search
Google Blog Search
1001 cerita cinta

 

 

 

Links Home
  • Posts
  • About Me
  • Archive
  • Advertise
  • Comments
  • New Tab

Highlights

Garam dan Telaga

 

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi,datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah.
Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak
seperti orang yang tak bahagia. Tanpa Membuang waktu, orang itu menceritakan semua
masalahnya.
Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu
mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas
air.
Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. "Coba,
minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..", ujar Pak tua itu. "Pahit.
Pahit sekali", jawab sang tamu, sambil meludah kesamping.

Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk
berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua
orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang
tenang itu.

Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga
itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta
riak air, mengusik ketenangan telaga itu. "Coba, ambil air dari telaga
ini, dan minumlah". Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua
berkata lagi,
Bagaimana rasanya?". "Segar.", sahut tamunya. "Apakah kamu merasakan
garam di dalam air itu?", tanya Pak Tua lagi. "Tidak", jawab si anak
muda.

Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu
mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu. "Anak
muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam,
tak lebih
dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan
tetap sama".

"Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah
yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat
kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung ! pada hati kita.
Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya
ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima
semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu".

Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. "Hatimu, adalah wadah itu.
Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung
segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah
laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya
menjadi kesegaran dan kebahagiaan".
__________________

Teman sejati merupakan karunia terbesar dan yang paling sedikit kita
pikirkan untuk meperolehnya.Jika Anda punya seorang teman sejati itu
berarti Anda sangat kaya.

Posted by xc on Tuesday, July 3, 2007 at 2:42 AM | Comments

 

Post a Comment

 

 

 

Latest releases


Name: xc
Home:
About Me:
See my complete profile

Using your computer

For Business

Advertise this site with Google AdWords:


For IT Professionals


For Developers